RANGKAIAN LISTRIK KOMPLEKS


Rangkian Listrik Kompleks
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTyfYN3QZbMwHHDUR6Hh8jFMunVJY7jWlyrZc0p-vU2Dfp4iL4rIQJMZSxYPBe6exr6rTqliOR4clC4xjiEyIged2d1A4LNZcwXNqBYAA0gzjeY9dr_yjwTd70Cn13D2McaZy0UeXRMz7X/s1600/listrik-komplek-1.png
Carilah Nilai I ?


Jawab:
Bila kita melihat resistor R1, R2, dan R3 sebagai suatu rangkaian Δ (pada rumus berturut-turut Rab, Rac, dan Rbc) dan ingin menggantinya dengan rangkaian Y, kita bisa mengubah rangkaian jembatan ini menjadi rangkaian yang lebih sederhana yaitu rangkaian seri-paralel:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPCyHtrUeiUhPymfTKgBAklhyphenhyphenax9oDfpKc-6xbecwVSSM48UfaJowu1NCvooFMjx02OJxtn5ArVUjBq1Q0XQL_9uws2o8ZOv1bUzOaMEb0KN3aC3qTZ3Vs019glaiUy1qcrJrXLkUpIRIz/s1600/listrik-komplek-2-jpg.png

Sekarang kita telah mendapatkan rangkaian yang lebih sederhana. Kita bisa menganalisa rangkaian ini menggunakan aturan seri-paralel:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC6KAeiyztefQLCHR0xX7MSo2ZJZaTbi8KFC5g535B752SK_0xQ_GmBy908oBl0G6gfkk7UNHygDYNCYscHeR7lmLx6ZSEEEeDTyxiEDY0Jlilpsm3TKdcN-NylOM0xezwSc9PnRq5Chb2/s1600/listrik-komplek-3.jpg
Serikan rangkaian RB dan R4 serta rangkaian Rdan R5
RS1 = RB + R4
        = 2Ω + 3Ω = 5 Ω
RS2 = RC + R5
        = 3Ω + 12Ω = 15 Ω
sehingga terbentuk rangkaian seperti ini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidQOPm88ayo_pm55qukh3HsYOpy1rumP0WppqUb0vC-ebdmqMle6HqI43B497dTzEtjlmn4uuetJkLWxumABhNFzqOqx-qurAO1njYMPwPNBgn1_SgL_p-ajdLj6U16KAt5Y9wvtWjVVgB/s1600/lkk1.png
Selanjutnya, hambatan RS1 dan RS2 di paralelkan
RS1// RS2 = RP =
Rp =  =  = 3 Ω
Dan terbentuk rangkaian seri seperti ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha_Az7DVS13pNvJPiGDLQzUxcQRIR2qMBc7LLQUIhjd8_JD0Q5h_-N13Sbk9RFFILwri0uhqoFHAHuGNNrIlK7_5A7I3lAnFFeA38-wJOBupSQ8A3YRFMBYKZOP1rVO2L93mL6reZXr0m6/s1600/lkk3.png
Dan rangkaian diatas dihitung secara seri menjadi RT
RT = R + RP
       = 6 + 3 = 9 Ω
Lalu, hitung I dengan menggunakan hukum Ohm
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLbO-S7jxpBtaQVIN7wBReFgYmDsW1zuhPliDLXMq8bU1rpbbMOo33ttTUP4IV0l_g61iBDMp0FRVu-mdjY1GtduwWm0yWrG07qwQOfQZ2KXI56alFeE2ss-7ByNYztHDa59Y8BGYkRcp2/s1600/lkk.png


Elemen Rangkaian Listrik

Elemen Aktif

Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan  energi, pada mata kuliah Rangkaian Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber tegangan dan sumber arus. 

Arus Listrik
Arus Listrik merupakan perubahan muatan terhadap waktu atau banyaknya muatan yang melintasi suatu luasan penampangan tertentu dalam satu satuan waktu

Arah Arus Listrik 
Arah Arus Listrik searah dengan arah pergerakan muatan positif atau berlawanan arah pergerakan muatan negatif. 
contoh soal :

Tegangan 
tegangan adalah kerja yang di lakukan untuk menggerakan satu muatan(sebesar satu coloumb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita mnggerakan/ memindahkan muatan sebesar satu coloumb dari satu terminal ke terminal lainnya.

Contoh :

Jika Arus 6 A, tentukan v jika elemen menyerap daya 18 W ?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilwcycc1RdZJBMbxRB4neITMW96L-Wg4T_H1zYHH5s5vdZQFhDAKAHVm5gYAS_bMlEJIVMHttKTHgHvrGRkJc8LV6JOIZURJzRDPUJDCnyWBSh-ALu7KEclXiPxCtDHw89P6J7SdNE3S51/s1600/1.JPG
Jawaban :

 Dik : I = 6 A
          P = 18 W
Dit  : V .... ?

V = P / I
    = 18 / 6
    = 3 Volt
Elemen menyerap daya jika ?
Arus positif meninggalkan terminal positif
Elemen menyerap daya 18 W dan mengirim daya sebesar -18 W

Elemen Pasif

Resistor
Sering  juga  disebut  dengan  tahanan,  hambatan,  penghantar,  atau  resistansi dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan pembagi tegangan.
Nilai   resistor   tergantung   dari   hambatan   jenis   bahan   resistor   itu   sendiri
(tergantung dari bahan pembuatnya),  panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri.
Secara matematis :
R = ρ  l  A
dimana :
 ρ = hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang

Satuan dari resistor : Ohm ( Ω)

Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat dari percobaan ini adalah: Hukum Ohm.
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab selanjutnya.
VR  = IR

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf4mrWco9eqXdxNuBb9VsERC6mRcU9DEUrHt0XIPVMNeASVN78_o0ThL-P722ssTXkfbankUk6DfBcGX-LTaEMFNIAIGEpC8NcG9Sc9Lmg-VjroybWsRbi_WSzRUYOGJSnHmpwWkD2gjqI/s1600/e5.png


contoh : 
Perhatikan gambar di bawah ini! Dari gambar tersebut diketahui:
I = 9 A
R1 = 5 Ω
R2 = 2 Ω
R3 = 3 Ω
Tentukan beda potensial yang dihubungkan pada rangkaian tersebut dan hitung kuat arus yang mengalir pada masing-masing resistor!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHgit14If7zEz5R2jsZk94d3aFw_L5bawerOr_rXbQmlvTUd1YzDUsxPp8fDUuwxmR8QOdlALHoP_2B-Di6QvC28I_LiCjS-zZ1DSjoxL5_nG_wTMHZcq5E5CDZt0l5cXWBI2X1bCM4k2d/s1600/soal+pararel.png
Penyelesaian:
Diketahui:
R1 = 3 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 6 Ω
I = 9 A
Ditanya:
V = ... ? I1 = . . . ? I2 = . . . ? I3 = . . . ?
Jawab:
Untuk mengerjakan soal ini terlebih dahulu cari hambatan penggantinya, yaitu:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 +1/ R3
1/Rp = 1/3 Ω + 1/4 Ω + 1/6 Ω
1/Rp = 4/12 Ω  + 3/12 Ω + 2/12 Ω
1/Rp = 9/12 Ω
Rp = 12 Ω /9
Besarnya tegangan ditiap hambatan yang dirangkai pararel selalu sama, oleh karena itu besarnya tegangan pada hambatan pengganti adalah:
V = I.Rs
V = 9 A. 12 Ω /9
V = 12 volt

Besarnya arus yang melewati tiap-tiap hambatan yang dirangkai pararel besarnya berbeda-beda, tergantung besar hambatannya. Maka,
I1 = V/R1
I1 = 12 V/3 Ω
I1 = 4 A

I2 = V/R2
I2 = 12 V/4 Ω
I2 = 3 A

I3 = V/R3
I3 = 12 V/6 Ω
I3 = 2 A

Jadi, besarnya tegangan pada rangkaian pararel tersebut adalah 12 V, sedangkan kuat arus pada masing-masing hambatan adalah 4 A, 3 A dan 2 A.
Konduktor
Sering  juga  disebut  dengan  kondensator  atau  kapasitansi.  Mempunyai  fungsi untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat menyimpan energi dalam bentuk medan listrik. Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor, luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari kapasitor tersebut.
Secara matematis :
C = ε  A/d
dimana : ε = permitivitas bahan
              A = luas penampang bahan 
               d = jarak dua keping

Satuan dari kapasitor : Farad (F)

Jika  sebuah  kapasitor  dilewati  oleh  sebuah  arus  maka  pada  kedua  ujung kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara matematis dinyatakan :

ic  =C dvc/ dt

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhusHpdIuOTVIDg_W-JqloGIMDan7R3exLwRunCn4bAA8hAYqZ4INWXZoD_nnXy79S-Bb8oVcinWzuy8x9JVVqZKwO6EpeHh_UHPM8uSEi1KPLNR9TqE1Qz8r5Ffyflq5lU4NhWFb1uNB-G/s1600/e6.png

Contoh Soal :
Perhatikan gambar berikut, 3 buah kapasitor X, Y dan Z disusun seperti gambar. Jika saklar S ditutup tentukan :
a) Nilai kapasitas kapasitor pengganti rangkaian
b) Muatan yang tersimpan dalam rangkaian


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfDgxiKz-X6Ggi4CZTakIzfQ1sEO8kU4AjzUevgykMx-76B5TC_qzb2PDHGAyhMsAoMDOnJj7o2fb6KfQb507BNVHo-lfAI2nTB17ez0dgUsr_yYdgi3ZRoLwUEUeRFpYgOwU77Yvmu7aU/s1600/kapasitorb.png

Jawab :
a) Paralel antara kapasitor X dan Y didapatkan kapasitor ekivalennya namakan Cxy : 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz2BiW3HqLGf9W52MDJkPvx_mLSPdSGLhZn-g2cW9Dav8N4VKtTCX_A_GMWKMCzpgCXHqwOimnDPhDrwQxjs9ZB1g_ib6Iz0bNpOhGsfT12qukjLU7IlKDyLO6ia8BZvjeLF2mcZo-XVZG/s1600/p12kapasitor1a.gif
Sekarang rangkaian menjadi lebih sederhana yaitu terdiri dari Cxy yang diseri dengan Cz yang menghasilkan kapasitas pengganti namakan Ctot : 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSy9mtVqHk7HdjkZesKnyYYnY8-Sk03oCb2ACcHDDormAP5UCDtABs6iyc-zEJYOwyG326RcE0dE2nx9l605cpORmJYrCaX4PdqHEjcJFZZ03Waq3a17_r4gHywBEGlVsiEPmMv-t1daWf/s1600/p12kapasitor1a2.gif


b) Muatan yang tersimpan dalam rangkaian namakan QtoT

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW0iRy2zyDUnnj_rTu3x6hC9tYk8sMyTg_Y0qJp_eNhVFG0hxDnJ1p0hLQ4xP72xqH_359khiKut7_DKMt9wjr5tRdhvimdyiSoW30Vr64wGL0HxaYJKjvETr8r6AbsQAxYzQWjTZmPOv9/s1600/p12kapasitor1b.gif


INDUKTOR

Seringkali  disebut  sebagai  induktansi,  lilitan,  kumparan,  atau  belitan.  Pada induktor   mempunyai   sifat  dapat menyimpan   energi  dalam  bentuk   medan magnet.
Satuan dari induktor : Henry (H)



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggjwDMdUnsQKfikSVlrEtqThwdOihh_gkF-IGcYqPD2upX_XoXWobkA2H7iWoie967HPYOgLmlwG78szPDPIh79_Uejsusp30qucQI2ts_mpHrXVaWP4lqjBivjZ5vBQ3R1iTXHBneKZc4/s1600/e7.png
Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik ( φ ) yang membentuk  loop  yang  melingkupi  kumparan.  Jika  ada  N  lilitan,  maka  total fluksi adalah :
λ = LI
L =  λ/I
v =  dλ/dt = L di/dt

Contoh Soal :



Berdasarkan gambar contoh rangkaian Seri Induktor diatas, diketahui bahwa nilai Induktor :
L1 = 100nH
L2 = 470nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?
Penyelesaiannya
Ltotal = L1 + L2 + L3
Ltotal = 100nH + 470nH + 30nH
Ltotal = 600nH
HUKUM DASAR
Hukum Ohm


yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.

Bunyi Hukum Ohm
Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.


Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :
V = I x R
I = V / R
R = V / I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))
contoh Soal :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti dibawah ini :
R = V / I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm


HUKUM Kirchhoff 1
Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 1 adalah sebagai berikut :


“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC-nJA3I08oIlAfgnCkzKKUebiZ3dsKK5-WwtEf7k99pn8sq3Y4K1TEphh10lAjrJatzB0_4cNXqnnsjsAk2t0UYvM2TdMnU6_K6e8LbmJ5enb8souS-af_p2c1807RNjgDhCVta1Sm9cX/s1600/Hukum-Kirchhoff-1.jpg
Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :
I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6
Contoh Soal

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjim0a0EuCN4Sy9nh2wFmU9AzcLJauU3AlMxBfSGizza9gTXaHpvlHkrVyfYdii8s1jQ5PJZfX1XxgcIXneN-gMD2tHnYMG4fDPgnMXhFGLWwO6l4JKyGLfmC-PHz6tLelkhML3uIhtuz-w/s1600/Contoh-soal-Hukum-Kirchhoff.jpg

Dari rangkaian diatas, diketahui bahwa
I1 = 5A
I2 = 1A
I3 = 2A
Berapakah I4 (arus yang mengalir pada AB) ?
Penyelesaian :
Dari gambar rangkaian yang diberikan diatas, belum diketahui apakah arus I4 adalah arus masuk atau keluar. Oleh karena itu, kita perlu membuat asumsi awal, misalnya kita mengasumsikan arus pada I4 adalah arus keluar.
Jadi arus yang masuk adalah :
I2 + I3 = 1 + 2 = 3A
Arus yang keluar adalah :
I1 + I4 = 5 + I4
3 = 5 + I4
I4 = 3 – 5
I4 = -2
Karena nilai yang didapatkan adalah nilai negatif, ini berbeda dengan asumsi kita sebelumnya, berarti arus I4 yang sebenarnya adalah arus masuk.
HUKUM Kirchhoff 2
Hukum Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk menganalisis  tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu rangkaian tertutup. Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut :
“Total Tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”
Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kirchhoff 2
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9lmJJv-bRtrqNkXkzjBOIYG2hCCNRQKL5mUn_0k4aq0GlsFeh5kuKERAkSU-4HBbI2UoZRfsLE6CAXewDthPQf5PV5OebvXoNN_ISfJiiSqggj0RSSkftu8QX6oZLAaa3CQ7YvxBqwN55/s1600/Hukum-Kirchhoff-2.jpg
Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
Contoh Soal :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDL0eVba5h1uR2s5Gb4_EWfUZU5xliOP1CmB6ezeo6xJAgqSVaae_Au4xaoaGNsrg5WsLFC0wgjcxZ8g6FmV2mcWPanhCoPAsb9jZ4uikKp6Alf07OX8KEEXwzNhzQO5_HI6H6ORnad7TO/s1600/contoh-perhitungan-Hukum-Kirchhoff-1-dan-2.jpg
Perhatikan rangkaian diatas, nilai-nilai Resistor yang terdapat di rangkaian adalah sebagai berikut :
R1 = 10Ω
R2 = 20Ω
R3 = 40Ω
V1 = 10V
V2 = 20V
Berakah arus yang melewati resistor R3 ?
Penyelesaian :
Di dalam rangkaian tersebut, terdapat 3 percabangan, 2 titik, dan 2 loop bebas (independent). Gunakan Hukum Kirchhoff I (Hukum Arus Kirchhoff) untuk persamaan pada titik A dan titik B
Titik A :    I1 + I2 = I3
Titik B :    I3 = I1 + I2
Gunakan Hukum Kirchhoff II (Hukum Tegangan Kirchhoff) untuk Loop 1, Loop 2 dan Loop 3.
Loop 1  :    10 = R1 x I1 + R3 x I3 = 10I1 + 40I3
Loop 2  :    20 = R2 x I2 + R3 x I3 = 20I2 + 40I3
Loop 3  :    10 – 20 = 10I1 – 20I2
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa I3 adalah hasil dari penjumlahan I1 dan I2, maka persamaannya dapat kita buat seperti dibawah ini :
Persamaan 1 :    10 = 10I1 + 40(I1 + I2)  =  50I1 + 40I2
Persamaan 2 :    20 = 20I2 + 40(I1 + I2)  =  40I1 + 60I2
Jadi saat ini kita memiliki 2 persamaan, dari persamaan tersebut kita mendapatkan nilai I1 dan I2sebagai berikut :
I1 = -0.143 Ampere
I2 = +0.429 Ampere
Seperti yang diketahui bahwa I3 = I1 + I2
Maka arus listrik yang mengalir pada R3 adalah -0.143 + 0.429 = 0.286 AmpereSedangkan Tegangan yang melewati R3 adalah 0.286 x 40 = 11.44 Volt
Tanda Negatif (-) pada arus I1 menandakan arah alir arus listrik yang diasumsikan dalam rangkaian diatas adalah salah. Jadi arah alir arus listrik seharusnya menuju ke V1, sehingga V2 (20V) melakukan pengisian arus (charging) terhadap V1.
KONSEP DASAR
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrikyang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikitmempunyai satu lintasan tertutup.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRoxuOCGWXV2rl8W88fGwjdMZqYF0JmKB-wPszs4ceNXgP_zYeW49p-BiunBlJLrAhxSzchH9YAsofc1W4eroaA5MZFk8NmDi8H7NMbGnJBAZ9aduGfWYwBuXNTe9yzWE6yivdeTYNhsXr/s1600/12345.JPGhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhot1w93BD5E6hTtYYGsLGNSWcShJaS_HoerHMgIAzAM80qRB48CRXRszVyuZ7_hkC8aQHlHUrYEZQ5KnDWNZDeAisGtp7p1WC6A0ODKXaLeE_ywHL44X7kex5V69n_XS1Ui51-g2m1YTco/s1600/123.JPG

Komentar

Posting Komentar